Makalah Multiple Inteligence
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Apakah sebenarnya yang dimaksud dengan Multiple
Intelligence atau yang biasa dikenal dengan kecerdasan majemuk? Ialah kemampuan untuk menangkap situasi baru
serta kemampuan untuk belajar dari pengalaman masa lalu seseorang. Teori ini
pertama kali dikemukakan oleh seorang Profesor bidang Pendidikan, Howard
Gardner dari Harvard University dan Profesor
bidang Psikobiologi, Prof. Roger W. Sperry, yang mengemukakan tentang Teori Kecerdasan Majemuk dan Teori
Otak Kanan-Kiri. Teori-teori tersebut mendapatkan sambutan yang hangat dari seluruh dunia (Terutama pada bidang
pendidikan dan psikologis). Teori ini telah diterapkan dan memperoleh hasil
yang cukup berarti di institusi-institusi pendidikan di seluruh Amerika dan Eropa,
dan baru-baru ini di daerah Asia.
Prof. Howard
Gardner menyatakan bahwa cara tradisional memandang kecerdasan berdasarkan test
IQ, sangatlah terbatas. Sebaliknya, dia memberikan pandangan tentang sembilan
kecerdasan yang berbeda untuk menjelaskan potensi manusia yang lebih luas pada
anak-anak dan orang dewasa. Kecerdasan-kecerdasan ini meliputi : Bahasa,
Logika-Matematika, Interpersonal, Intrapersonal, Musikal, Visual-Ruang,
Kinestetis Jasmani, Naturalis dan yang
terbaru adalah Eksistensialis. Setiap pribadi yang normal memiliki tingkat
kecerdasan yang berbeda-beda, tetapi bagaimana cara kecerdasan ini bergabung,
memiliki variasi seperti wajah dan kepribadian setiap individu. Implikasi dari
teori ini adalah bahwa belajar/mengajar seharusnya terfokus pada kecerdasan
tertentu yang dimiliki seseorang dan menggunakan metode serta gaya pengajaran
yang benar. Implikasi lanjutan dari teori ini adalah penaksiran kemampuan yang seharusnya
mengukur semua bentuk kecerdasan
B.
Rumusan Masalah
1. Apakah
yang dimaksud dengan Multiple intelligence dan jenis-jenisnya ?
2. Apakah
yang dimaksud dengan Intelligence dan ciri-cirinya ?
3. Bagaimanakah
peranan Intelligence dalam dunia pendidikan ?
4. Bagaimanakah
hubungan bahasa dalam dunia pendidikan ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Multiple
Intelligence
Kecerdasan
(Intelegensi) adalah kemampuan untuk melakukan abstraksi, serta berpikir logis
dan cepat sehingga dapat bergerak dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru. Kecerdasan (Intelegensia) secara umum
dipahami pada dua tingkat yakni : Kecerdasan sebagai suatu kemampuan untuk
memahami informasi yang membentuk pengetahuan dan kesadaran. Kecerdasan sebagai
kemampuan untuk memproses informasi sehingga masalah-masalah yang kita hadapi
dapat dipecahkan (problem solved) dan
dengan demikian pengetahuan pun bertambah. Jadi mudah dipahami bhwa kecerdasan
adalah pemandu bagi kita untuk mencapai
sasaran-sasaran kita secara efektif dan efesien. Dengan kata lain, orang yang
lebih cerdas, akan mampu memilih strategi pencapain sasaran yang lebih baik
dari orang yang kurang cerdas. Artinya orang yang cerdas mestinya lebih sukses dari orang yang kurang cerdas. Yang
sering membingungkan ialah kenyataan adanya orang yang kelihatan tidak cerdas
(sedikitnya disekolah) kemudian tampil sukses, bahkan lebih sukses dari
rekan-rekannya yang lebih cerdas, dan sebaliknya.
Prof. Howard
Gardner adalah orang yang pertama kali mengemukakan mengenai teori Multiple
Intelligence, mendefenisikan kecerdasan sebagai:
1. Kemampuan
memecahkan masalah yang muncul dalam kehidupan nyata
2. Kemampuan
melahirkan masalah baru untuk dipecahkan
3. Kemampuan
menyiapkan atau menawarkan suatu layanan yang bermakna dalam kehidupan kultur
tertentu.
Berdasarkan uraian
diatas, dapat disimpulkan bahwa kecerdasan adalah kemampuan-kemampuan yang
dimilki seseorang. Kemampuan-kemampuan yang dimilki sesorang tidak akan
semuanya sama dengan kemampuan-kemampuan yang dimiliki orang lain, karena
kemampuan banyak jenisnya (beranekaragam), dan keanekaragaman dari
kemampuan-kemampuan itu disebut dengan kecerdasan majemuk atau lebih dikenal
dengan Multiple Intelligence.
B.
Jenis-jenis
Multiple Intelligence
Kecerdasan majemuk
yang merupakan keanekaragaman kemampuan
adalah modalitas untuk melejitkan kemampuan
setiap siswa dan menjadikan mereka sebagai sang juara, karena pada dasarnya
setiap anak itu cerdas. Menurut Gardner
kecerdasan atau intelegensi ada 9 macam
yaitu:
1. Kecerdasan
Bahasa (Linguistic intelligence)
Adalah
kemampuan untuk berpikir dalam bentuk kata-kata
dan menggunakan bahasa untuk mengekspresikan dan menghargai makna yang
kompleks, yang meliputi kemampuan membaca, mendengar, menulis, dan berbicara.
Kecerdasan seperti inilah yang dimiliki para
jurnalis, juru bicara, penyair, dan pengacara. Orang yang cerdas dalam
bidang ini dapat beargumentasi, meyakinkan orang, menghibur atau mengajar
dengan efektif lewat kata-kata yang
diucapkannya. Mereka senang bermain-main dengan bunyi bahasa melalui teka-teki
kata, permainan kata dan kadang-kadang mereka pun mahir dalam hal-hal kecil
sebab mereka mampu mengingat berbagai
fakta, gemar membaca mampu menulis dengan sangat jelas dan dapat mengartikan
bahasa tulisan secara halus.
2. Kecerdasan
Logika-Matematika (Logical-Mathematic Intelligence)
Adalah
kemampuan dalam menghitung, mengukur dan mempertimbangkan proposisi dan
hipotesis serta menyelesaikan operasi-operasi matematika. Kecerdasan ini
dimiliki oleh para ilmuwan, akuntan dan perogrammer komputer. Newton
menggunakan kecerdasan ini ketika ia menemukan kalkulus, demikian pula dengan
Einstein ketika ia menyusun teori Relativitasnya. Ciri-ciri dari orang yang
cerdas secara logika-matematika mencakup kemampuan dalam penalaran,
mengurutkan, berpikir dalam pola sebab-akibat, menciptakan hipotesis, mencari
keteraturan konseptual atau pola numerik, dan pandangan hidupnya umumnya
bersifat rasional.
3. Kecerdasan
Musikal (Musical Intelligence)
Adalah
kecerdasan seseorang yang berhubungan dengan sensitivitas pada pola titik nada,
melodi, ritme, dan nada. Musik adalah bahasa pendengaran yang menggunakan tiga
komponen dasar yaitu intonasi suara,
irama dan warna nada yang memakai sistem symbol yang unik. Ciri utama kecerdasan
ini adalah kemampuan untuk menyerap,
menghargai, menciptakan irama dan melodi. Kecerdasan musikal ini biasa dimiliki
oleh penyanyi, penulis lagu, komposer, dll. Kecerdasan musikal juga dimilki
oleh orang yang peka nada, dapat menyanyikan lagu dengan tepat, dapat mengikuti
irama musik dan mendengarkan berbagai
karya musik dengan tingkat ketajaman tertentu.
4. Kecerdasan
Kinestetis
Adalah
kemampuan untuk menyatukan tubuh atau pikiran untuk menyempurnakan fisik. Dalam
kehidupan sehari-hari, hal ini dapat diamati pada aktor, atlet atau penari,
penemu, tukang emas, mekanik, dll. Mereka yang memiliki kemampuan ini banyak menikmati kegiatan yang menggunakan fisik seperti berjalan kaki,
menari, berlari, berkemah, berenang, atau berperahu. Mereka adalah orang-orang
yang cekatan, indra perabanya sangat peka, sulit untuk tinggal diam, dan berminat atas segala hal.
5. Kecerdasan
Visual-Spasial
Adalah
kemampuan yang memungkinkan memvisualisasikan
informasi dan mensintesis data-data dan konsep-konsep ke dalam metavor
visual. Kecerdasan ini merupakan kecerdasan para arsitek, fotografer, artis,
pilot, dan insinyur mesin. Orang dengan
dengan tingkat kecerdasan spasial yang
tinggi hampir selalu mempunyai kepekaan yang tajam terhadap detail visual dan dapat menggambarkan sesuatu dengan begitu
hidup, melukis atau membuat sketsa ide secara jelas, serta dengan mudah
menyesuaikan orientasi dalam ruang tiga dimensi.
6. Kecerdasan
Interpersonal (Interpersonal Intelligence)
Adalah
kemampuan untuk memahami dan berkomunikasi dengan orang lain dilihat dari perbedaan, tempramen,
motivasi, dan kemampuan. Kecerdasan ini menuntut kemampuan untuk menyerap dan
tanggap terhadap suasana hati, perangai, niat, dan hasrat orang lain. Seseorang
yang memilki kecerdasan ini biasanya memilki rasa belas kasihan dan tanggung jawab sosial yang
tinggi atau biasa juga memiliki sifat
suka memanipulasi dan licik, namun mereka semua memilki kemampuan untuk memahami
orang lain dan melihat dunia dari sudut
pandang orang yang bersangkutan. Oleh karena itu mereka dapat menjadi seorang guru, sosiolog, politikus, penjual,
konsultan, dll.
7. Kecerdasan
Intrapersonal (Intrapersonal Intelligence)
Adalah
kemampuan seseorang untuk memahami diri sendiri
dari keinginan, tujuan dan sistem emosional yang muncul secara nyata
pada pekerjaannya. Mudah mengakses perasaannya sendiri, membedakan berbagai macam keadaan emosi, dan
menggunakan pemahamanya sendiri untuk
memperkaya dan membimbing hidupnya. Orang yang memiliki kecerdasan seperti ini
, yaitu konselor, ahli teologi, dan wirausahawan. Mereka sangat mawas diri dan
suka bermeditasi, berkontemplasi, atau
bentuk lain dari penulusuran jiwa yang mendalam. Sebaliknya mereka juga sangat
mandiri, sangat terfokus pada tujuan, dan sangat disiplin. Secara garis besar
mereka adalah tipikal orang yang gemar belajar dan bekerja sendiri daripada
dengan orang lain.
8. Kecerdasan
Naturalis (Natural Intelligence)
Adalah
kemampuan untuk mengenal flora dan fauna, melakukan pemilahan-pemilahan utuh
dalam dunia kealaman dan menggunakan
kemampuan ini secara produktif misalnya
untuk berburu, bertani, atau melakukan penelitian biologi. Orang yang memilki
kecerdasan ini biasanya mampu hidup di luar rumah, berhubungan baik dengan
alam, mampu mengidentifikasi dan mengklasifikasi berbagai jenis tanaman dan
hewan. Memiliki kemampuan mengenal sifat
dan tingkah laku binatang, mencintai
lingkungan dan tidak suka merusak
lingkungan hidup. Orang-orang yang memiliki kecerdasan ini biasanya
berkecimpung dalam bidang pertanian, kelautan, pecinta alam, ilmuwan biologi atau
fisika, pemandu wisata alam, dokter hewan, dll.
9. Kecerdasan
Eksistensial
Adalah
kemampuan seseorang untuk menjawab persoalan-persoalan terdalam eksistensi atau keberadaan manusia. Orang tidak puas
hanya dengan menerima keadaanya secara otomatis, tetapi mencoba menyadarinya
dan mencari jawaban yang terdalam.
Kecerdasan ini tampaknya banyak berkembang dikalangan filsuf –filsuf yang selau
mempertanyakan dan mencoba menjawab
persoalan eksistensi hidup manusia. Seseorang yang menonjol dengan kecerdasan
ini akan selalu mempersoalkan keberadaanya ditengah alam raya yang besar ini.
Mengapa kita ada disini? Apa peran kita didalam dunia yang besar ini? Dan masih
banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang berkecamuk dalam pikirannya.
Kemampuan-kemampuan
yang termasuk dalam Sembilan kecerdasan majemuk (Multiple Intelligence) yang
dimilki masing-masing orang tersebut diatas
merupakan potensi intelektual seseorang
untuk dapat mengikuti proses pembelajaran. Ingatlah bahwa meskipun anda merasa
cocok dengan salah satu atau dua
defenisi diatas, tetapi sebenarnya anda mempunyai semua kecerdasan itu ditambah lagi, bahwa setiap
manusia normal dapat mengembangkan
ketujuh jenis kemampuan itu sampai tingkat penguasaan tertentu.
C.
Pengertian
Intelligence
Intelligence
atau biasa diartikan sebagai kecerdasan
adalah merupakan suatu konsep mengenai kemampuan umum individu
dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dalam kemampuan yang umum
ini, terdapat kemampuan-kemampuan yang
amat spesifik. Kemampuan-kemampuan yang spesifik ini memberikan individu suatu kondisi yang memungkinkan tercapainya
pengetahuan, kecakapan atau keterampilan tertentu setelah melalui suatu
latihan.
Pengertian
intelegensi menurut beberapa ahli, adalah sebagai berikut:
1. Intelegensi
menurut “Claparde dan Stern” adalah
kemampuan untuk menyesuaikan diri secara
mental terhadap situasi dan kondisi baru.
2. Menurut
David Wechsler, intelligensi adalah kemapuan
untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi
lingkungannya secara efektif.
3. K.
Buhler mengatakan bahwa intelegensi adalah perbuatan yang disertai
dengan pemahaman atau pengertian.
William
Stern mengemukakan batasan sebagai berikut : intelegensi adalah kesanggupan
untuk menyesuaikan diri kepada kebutuhan
baru, dengan menggunakan alat-alat
berfikir yang sesuai dengan tujuannya. William Stern berpendapat bahwa
intelegensi sebagian besar tergantung
dengan dasar dan turunan, pendidikan atau lingkungan tidak begitu berpengaruh
kepada intelegensi sesorang. Dari batasan yang dikemukakan diatas, dapat kita
ketahui bahwa :
a. Intelegensi
ialah faktor total berbagai macam daya
jiwa erat bersangkurtan di dalamnya (ingatan, fantasi, penasaran, perhatian,
minat, dan sebaginya juga mempengaruhi intelegensi seseorang).
b. Kita
hanya dapat mengetahui intelegensi dari tingkah laku atau perbuatannya yang tampak. Intelegensi hanya
dapat kita ketahui dengan cara tidak langsung
melalui “kelakuan intelegensinya”
c. Bagi
suatu perbuatan intelegensi bukan hanya kemampuan yang dibawa sejak lahir saja, yang penting faktor-faktor lingkungan dan pendidikan pun memegang
peranan.
d. Bahwa manusia itu dalam kehidupannya
senantiasa dapat menentukan tujuan-tujuan yang baru dapat memikirkan dan
menggunakan cara-cara untuk mewujudkan dan mencapai tujuan itu.
Secara garis besar dapat
disimpulkan bahwa intelegensi adalah suatu kemampuan mental melibatkan proses
berpikir secara rasional. Oleh karena itu, intelegensi tidak dapat diamati
secar langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang
merupakan manifestasi dari berpikir rasional itu.
D.
Ciri-ciri
Intelligence
Ciri-ciri
intelegensi adalah sebagai berikut:
1. Intelegensi
merupakan suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara
rasional (intelegensi dapat diamati secara langsung).
2. Intelegensi
tercermin dari tindakan yang terarah pada penyesuaian diri terhadap lingkungan
dan pemecahan masalah yang timbul
daripadanya.
E.
Peranan
Intelligence dalam Dunia Pendidikan
Indonesia
mengalami perkembangan yang cukup pesat
dalam bidang pendidikan. Selain perkembangan, juga tidak bisa dikesampingkan bahwa masih
ada permasalahan-permasalahan pendidikan yang belum dapat diselesaikan
atau dioptimalkan. Perlu adanya pemetaan
permasalahan pendidikan di indonesia sehingga bisa dilakukan evaluasi dan perbaikan kearah yang lebih baik. Dibalik
perkembangan pendidikan yang cukup pesat ini, ternyata masih terdapat beberapa
hal yang masih belum berubah seiring
dengan perkembangan zaman. Salah satu hal yang dalam aplikasi pendidikan masih
belum berubah adalah pendidikan Indonesia masih
mengedepankan faktor intelegensi. Intelegensi memang menjadi isu yang tidak pernah akan selesai untuk dibahas.
Contohnya intelegensi yang masih menjadi bahan pertimbangan dalam bidang
pendidikan masih mengutamakan intelegensi analitik atau dalam teori Multiple Intelligence Gardner disebut sebagai Logical Mathematical
Intelligence, sedangkan intelegensi
lain dikesampingkan. Kenyataannya,
intelegensi analitik tidak melahirkan
banyak selain dari konsep-konsep pengetahuan, sementara karakter individu
berbeda antara satu dengan yang lainnya dalam hal kemampuan. Banyak
individu yang berkompetensi dari
intelegensi kreatif dan praktis, namun
jika disekolah tidak diseimbangkan penerapan intelegensi-intelegensi tersebut
pada peserta didik, maka perubahan
progresif pendidikan akan mengalami
perubahan yang sangat lambat.
Intelegensi
harus diterapkan dalam proses pembelajaran dalam setiap tingkatan di sekolah bahkan
sampai ke perguruan tinggi, baik intelegensi umum (analitis, kreatif, praktis),
maupun 9 intelegensi khusus dan
intelegensi emosional. Intelegensi dan keberhasilan pendidikan adalah dua hal yang saling keterkaitan.
Dimana biasanya anak yang memiliki intelegensi yang tinggi akan memiliki prestasi yang baik dikelasnaya,
dan dengan prestasi yang dimilikinya ia akan lebih mudah meraih keberhasilan.
Pembelajaran yang sukses tergantung pada
banyak karakteristik dari individu
selain intelegensi, meliputi memori, ketekunan, minat, sekolah dan kemauan
untuk belajar atau motivasi dari faktor-faktor
lainnya seperti yang telah disebutkan sebelumnya, tetapi yang memiliki intelegensi
yang tinggi belum tentu menjamin keberhasilan pendidikan di sekolah. Hal ini disebabkan
oleh beberapa hal sebagi berikut:
1. Kurangnya
fasilitas belajar
2. Kurangnya
stimulasi mental dari orang tua, terutama orang tua yang berpendidikan rendah
3. Kurangnya
gizi selama masa prenatal maupun postnatal
F.
Hubungan
Bahasa dalam Dunia Pendidikan
Dalam
berkomunikasi, bahasa merupakan latar yang penting bagi setiap orang. Melalui berbahasa seseorang
atau anak akan dapat mengembangkan kemampuan bergaul (Social Skill) dengan orang lain. Penguasaan
keterampilan bergaul dalam lingkungan sosial
dimulai dengan penguasaan kemampuan berbahasa. Tanpa bahasa seseorang tidak
akan dapat berkomunikasi dengan orang lain. Contohnya pada anak kecil yang baru
belajar berbicara, sehingga penting bagi orang tua untuk mengajarkan bahasa
kepada anak sebagai alat untuk
mengekspresikan pikirannya sehingga orang lain dapat menangkap apa yang dipikirkan oleh anak. Sehinnga komunikasi
antar anak dapat terjalin dengan baik,
anak juga dapat membangun hubungan melalui bahasa, sehingga tidak
mengherankan bahwa bahasa dianggap
sebagai salah satu indikator kesuksesan anak. Anak yang dianggap banyak berbicara,
kadang merupakan cerminan anak yang cerdas.
Tetapi
bagaimanakah hubungan bahasa dengan dunia pendidikan ? pendidikan sastra dan
bahasa Indonesia mempunyai peranan penting dalam dunia pendidikan. Seperti yang kita
ketahui dalam kehidupan sehari-hari kita menggunakan bahasa Indonesia sebagai
alat komunikasi. Oleh karena itu, kita harus mempelajari ilmu pendidikan bahasa dan sastra indonesia. Agar kita dapat
belajar dan mengetahui bagaimana cara menggunakan bahasa indonesia dengan baik dan benar.
Terutama bagi calon pendidik. Pendidikan bahasa indonesia dan sastra Indonesia
dirasakan sangat penting, karena ketika seorang pendidik memberikan pengajaran
kepada anak-anak didiknya, dia harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar. Apabila seorang pendidik menggunakan bahasa indonesia yang kurang baik
maka dia akan di contoh oleh anak-anak didiknya.
Dalam
kecerdasan majemuk juga dikenal adanya kecerdasan bahasa atau Linguistic
Intelligence, jadi sebenarnya bahasa dan intelegensi sangat berperan penting dalam dunia
pendidikan, Karena kecerdasan bahasa jugalah yang harus dimiliki oleh para
tenaga pendidik guna melancarkan proses belajar mengajar.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Multiple Intelligence
atau lebih dikenal sebagai kecerdasan majemuk merupakan keanekaragaman dari
kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh seseorang. Jenis-jenis dari Multiple
Intelligence juga bermacam-macam, yaitu: keceradasan bahasa, matematika,
kinestetis, naturalis, interpersonal, intrapersonal, musikal, visual dan yang
paling terakhir bergabung adalah kecerdasan eksistensial.
Multiple
Intelligence sangat mempengaruhi dunia pendidikan khususnya dalam bidang bahasa
(linguistic), karena umumnya para pendidik diharuskan memilki kemampuan atau
kecerdasan yang tinggi dalam bahasa, karena nantinya sangat berguna dalam
proses belajar mengajar, karena memiliki atau mampu berbahasa yang baik
merupakan modal besar bagi para pendidik yang nanti juga akan membawa pengaruh
yang besar bagi dunia pendidikan. Tetapi tidak menutup kemungkinan juga
kedelapan kecerdasan majemuk selain kecerdasan bahasa dapat juga memberi
dukungan atau dapat berperan penting dalam dunia pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. “Dermatoglyphics Multiple
Intelligence Assessment Report”. Yogyakarta: DMI Primagama.
Abied. 2012. “Peranan Bahasa Indonesia
dalam Dunia Pendidikan”. www.masbied.com
Firmanda, Tommy. 2012. “Peran Tes
Intelegensi dalam Dunia Pendidikan”. www.tommy_firmanda-fpsi09.web.unair.ac.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar